Abstract

Latar Belakang: Pengambil kebijakan harus bisa menjamin akses yang adil bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk rawat inap RS bagi yang membutuhkan. Alasan tersebut menjadikan pemeritah harus dapat memahami apa saja yang berkaitan dengan pemanfaatan rawai inap RS, termasuk mengidentifikasi siapa saja yang masih kesulitan untuk melakukan akses rawat inap RS saat membutuhkan. Studi menganalisis faktor yang terkait dengan rawat inap rumah sakit (RS) di Tulungagung. Metode: Penelitian cross-sectional ini mengevaluasi 1.978 sampel. Studi menganalisis sembilan variabel independen. Analisis menggunakan regresi logistik biner. Hasil: Hasil studi menemukan rerata rawat inap RS di Tulungagung sekitar 4.0%. Umur, jenis kelamin, dan status perkawinan berkaitan dengan rawat inap RS. Semakin tinggi pendidikan, semakin rendah kemungkinan untuk mengalami rawat inap RS. Tidak bekerja kemungkinan 1.753 kali dibanding yang bekerja untuk mengalami rawat inap RS (95%CI 1.707-1.801). Mereka yang kaya lebih mungkin dibanding yang miskin untuk mengalami rawat inap RS. Memiliki asuransi kemungkinan 2.546 kali mengalami rawat inap dibanding yang tidak memiliki (95%CI 2.487-2.607). Waktu tempuh >1 jam kemungkinan 2.033 kali dibanding ≤1 jam untuk mengalami rawat inap RS (95%CI 1.959-2.109). Kesimpulan: Disimpulkan ada delapan variabel yang berkaitan dengan rawat inap di RS: umur, jenis kelamin, perkawinan, pendidikan, status bekerja, kekayaan, asuransi kesehatan, dan waktu tempuh.