Abstract

Masalah gizi terjadi pada setiap siklus kehidupan, terutama pada masa balita dan anak-anak. Malnutrisi mencakup undernutrition (gizi kurang) dan overnutrition (gizi berlebih). Bayi yang tidak mendapatkan ASI dengan cukup berarti memiliki asupan gizi yang kurang baik dan dapat menyebabkan kekurangan gizi. Malnutrisi dan infeksi kedua-duanya dapat bermula dari kemiskinan dan lingkungan yang tidak sehat dengan sanitasi buruk. Asupan zat gizi merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan status gizi balita. Asupan zat gizi dapat diperoleh dari zat gizi makro dan mikro. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis desain survey analitik yang menggunakan pendekatan cross sectional study. Adapun sampel penelitian sebanyak 61  balita yang dihitung berdasarkan total sampling. Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah kuesioner asi eksklusif, riwayat penyakit infeksi dan pengetahuan gizi ibu  balita, FFQ semi kuantitatif, lembar pengisian hasil ukur antropometri, dan informed consent. Alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah antropometri kit untuk mendapatkan hasil pengukuran antropometri. Kesimpulan dalam penelitian ini, tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan status gizi balita, tidak terdapat hubungan riwayat asi eksklusif dengan status gizi, tidak terdapat hubungan penyakit infeksi dengan status gizi, dan tidak terdapat hubungan yang signifikan asupan zat gizi makro dengan status gizi balita. Disarankan pada penelitian berikutnya menggunakan sampel yang lebih besar dengan beberapa lokasi penelitian yang berbeda untuk melihat korelasi factor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita.